Cicibugil.blogspot.com - Aku adalah seorang penggemar masakan. Sudah banyak tempat yang kudatangi untuk mencicipi masakannya. Tetapi aku justru tertarik oleh sebuah warung yang kata teman-teman banyak menyediakan berbagai menu, sebut saja warung plus (WP)
Seperti biasa, malam hari sekitar jam 19:00, sepulang kerja aku selalu mencari tempat untuk makan (maklum bujangan), dan aku teringat oleh kata temanku yang baru siang tadi makan di WP. Karena jarak antara kantor dan WP agak jauh maka aku segera buru-buru melarikan mobilku.
NONTON BOKEP ONLINE
Sesampainya di sana aku agak bingung, karena begitu banyak mobil dan motor yang parkir. Tanpa pikir panjang kuparkir di tempat yang agak jauh. Mobil yang parkir di situ rata-rata adalah mobil luar kota, kebanyakan plat L dan W. Ketika memasuki WP, di sana ada banyak meja yang kosong, sempat aku berpikir, “Apakah aku salah tempat?”
AGEN BOLA PIALA DUNIA 2018
“Ndhut..” kulihat seorang teman memanggil diriku.
Aku biasa dipanggil Gendhut oleh teman karena perut yang agak menonjol, mungkin karena terlalu banyak makan.
“Wo, ngapain di sini?” tanyaku ke Jarwo, karena kulihat di mejanya hanya ada sebotol Fanta dan gelas.
“Lagi nunggu,” sahutnya.
“Nunggu apa? Makanan?” tanyaku penasaran.
“Lagi nunggu servis,” balasnya yang membuatku penasaran.
“Servis apa? Mobil?” tanyaku semakin penasaran.
“Lha kamu mau apa?” Jarwo balik bertanya.
“Makan,” jawabku polos.
“Wah kuno kamu, di sini ada servis selain makan dan minum,” balas Jarwo sambil menyeringai.
“Mas, mau pesan apa?” tanya seorang cewek yang sempat membuatku terkejut.
“Eh.. di sini ada apa aja?” jawabku.
“Di sini ada cewek,” sahut Jarwo seraya mengerlipkan sebelah mata kepada cewek tadi.
“Ah.. Mas Jarwo ini, genit ah.. kan pelanggan baru kalau nggak mau bagaimana?” jawab si cewek agak manja.
“Saya pesan nasi campur dan es jeruk yang lainnya nanti saja,” jawabku sambil memperhatikan cewek yang akhirnya kutahu namanya adalah Mina.
Mina adalah pegawai di warung itu, selain cantik juga mempunyai tubuh yang lumayan, tinggi; sekitar 170 cm, kulit; putih mulus, dada; sekitar 36, pinggul; seksi (apalagi kalau berjalan). Sambil makan dan berbincang dengan Jarwo, baru kutahu kalau si Jarwo ini sering ke sini, makanya dia berani menggoda Mina.
Selesai makan Jarwo mengajakku ke sebuah ruangan di dalam warung itu, ruangan itu tidak terlalu lebar tapi sangat panjang dan memiliki banyak kamar dan hanya ada satu pintu untuk masuk dan keluar. Kulihat Jarwo memasuki kamar pertama, dan ternyata di situ adalah tempat receptionis dan seorang wanita yang sedang menulis-nulis sebuah buku (sepertinya buku administrasi).
“Mbak, ada yang kosong?” tanya Jarwo.
“Ada, ehm.. mau dua atau satu Wo, atau.. masing-masing dua?” sambil melihat ke arahku.
“Masing-masing satu aja, ini temanku baru pertama kali ke sini,” kata Jarwo.
“Oke, mau yang mana?” tanya wanita itu sambil memberikan foto-foto cewek lengkap dengan nama dan umur mereka di balik foto-foto itu.
“Eh.. kamu mau yang mana?” tanya Jarwo kepadaku.
Kemudian aku melihat separuh foto-foto itu karena yang separuhnya sedang dilihat Jarwo. Tak lama setelah kami bertukar foto, aku memilih sebuah foto yang dibaliknya ada nama Dara dan berumur 20 tahun.
“Oke, silakan tunggu di kamar 30 dan 31!” jawab wanita itu sambil memberikan kunci kamar nomor 30 kepadaku.
Sambil berjalan menuju kamar 30, aku sempat mendengar suara desahan nafas yang sangat kuhafal karena sering menonton film biru. Ketika aku sampai di depan pintu kamar seorang cewek cantik berusia sekitar 18 tahun menghampiriku dan bertanya,
“Mau sama Mbak Dara ya Mas?” tanyanya.
“Iya..” jawabku sambil mengamati wajah dan tubuh yang hanya mengenakan kaos ketat tipis tanpa BH dan celana ketat pendek (sepertinya celana untuk senam).
“Mas baru pertama ya ke sini?” tanyanya menyelidik.
“Iya.. kok tahu?” sahutku.
“Iya, tahu dong kan yang masuk sini selalu saya perhatikan dan kebanyakan hanya om-om. Oh iya nama saya Nani. Situ siapa?” tanyanya.
“Aku Charles. Masuk yuk, di dalam kan lebih enak!” sambil membuka pintu kamar dan menutup setelah Nani masuk.
Setelah berbincang dengan dia baru kutahu kalau dia anak pemilik warung yang tidak diperhatikan oleh orangtuanya karena sibuk dengan urusan warung, makanya dia berada di ruangan itu tanpa sepengetahuan orangtuanya. Tak berapa lama kemudian pintu kamar terbuka, ternyata Dara yang kupesan tadi.
“Maaf, lama menunggu ya,” kata Dara.
“Udah dulu ya Mas, Mbak Dara sudah datang, silakan bersenang-senang,” kata Nani.
“Lho, Nani nanti kalau ibu tahu kamu bisa dimarahi lho,” kata Dara.
“Cuek aja, yang penting bisa happy (sambil keluar dari kamar),” kata Nani.
“Mas sudah lama nunggu ya?” tanya Nani.
“Ah enggak kok, lagian kan ada Nani,” kataku.
“Saya ke kamar mandi dulu ya, Mas buka saja dulu pakaiannya supaya lebih rileks,” kata Dara.
Setelah Dara masuk kamar mandi, kubuka baju dan celana sampai telanjang bulat. Sambil menunggu kuperhatikan kamar itu, ternyata itu adalah kamar Dara, di sana banyak foto Dara sedang in action. “Wah Mas kok nafsu banget, nggak pakai pemanasan?” tanya Dara menyadarkanku dari lamunan. Ternyata Dara sudah tidak memakai apa-apa kecuali handuk yang hanya mampu menutupi dadanya yang kalau dilihat dia berukuran 35D itu, dan daerah liang senggamanya hanya tertutupi oleh bulu kemaluan yang tidak terlalu lebat.
“Mas, kok ngelamun?” tanya dia lagi.
“Wah tubuhmu bagus sekali,” jawabku.
Tanpa basa-basi kutarik tubuh itu dan kuciumi bibir tipis yang membuat wajahnya menjadi cantik. Dara tidak membalas ciuman pada menit pertama, tapi lama kelamaan dia mulai membalas ciumanku dengan sangat buas. “Mas rebahan di kasur ya! biar bisa isep itu,” sambil menunjuk ke arah kemaluanku yang tak terasa sudah mulai menegang.
Aku langsung saja tiduran dan dia membuka handuk yang menempel tadi dan menjatuhkannya di lantai. Ternyata aku salah menilai susu yang besar itu, ternyata berukuran 36D. Setelah menaiki kasur dia langsung menciumi bibirku dan perlahan mulai turun dan akhirnya dia mengulum batang kemaluanku yang berukuran sekitar 15 cm itu.
Aku pun menikmati permainan itu, secara perlahan dia mulai menaikiku dan mengarahkan batang kemaluanku yang sudah siap perang ke arah lubang kemaluannya. “Bless..” dan, “Ah..” Dara mendesah sambil memejamkan matanya. Agak lama dia terdiam dan aku merasakan sesuatu yang memijit batang kemaluanku di dalam lubang kemaluannya. Dia mulai membuka mata dan menaik-turunkan pinggulnya.
“Ah.. ah.. ah.. Mass.. ah.. ennaaknyaa.. ah..” sambil terus menaik-turunkan pinggulnya. Sampai akhirnya dia menjerit “Mass.. aku.. mauu.. keluuarr.. ah..” kurasakan ada cairan yang menyemprot kemaluanku dengan derasnya. Namun aku masih belum bisa menerima perlakuan ini, aku ganti posisi sehingga aku berada di atas dan dia membuka kakinya lebar-lebar seakan menyambut kedatangan kemaluanku. “Ayo Mas, puaskan Mas, basahi memek ini Mas.” Tanpa ba bi bu, aku langsung menggenjot dia sehingga dia mengalami klimaks yang kedua kalinya.
“Aaah.. aah.. aah.. Maass..”
“Puutt.. aku.. su.. dah.. nggak.. kuaat.. ah..”
Kuakhiri kata-kata terakhir sambil memuncratkan spermaku ke dalam lubang kemaluannya. “Mas ini kuat sekali ya, aku belum pernah seperti ini,” katanya sambil lubang kemaluannya memijit batang kemaluanku yang masih tegang di dalam.
“Aku juga Ra, belum pernah merasakan yang seperti ini (hanya alasan supaya senang).” Dan kami melakukannya sekali lagi karena kemaluanku masih tegang dan dipijat terus oleh lubang kemaluannya, jadinya tidak bisa tidur walau sudah keluar. Setelah selesai aku membersihkan diriku di kamar mandi.
Selesai mandi aku keluar kamar dan melihat Dara tertidur, aku langsung saja keluar kamar, eh.. ternyata Jarwo sudah lama menungguku dan dia sudah membayar ongkos service tadi. Aku pun pamit dan berterima kasih pada Jarwo karena sudah malam dan besok masih ada pekerjaan yang menunggu di kantor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar