Cicibugil.blogspot.com - Namaku Rihman umurku sekarang 33 th. Kisah ini adalah kisah nyataku yang aku alami bersama dengan anak tetanggaku sekitar 10 tahun yang lalu. Waktu itu aku masih kuliah dan Lia, sebut saja begitu, umurnya masih sekitar 18 th dan baru saja lulus dari SMU. Lia orangnya supel dan mudah bergaul dengan siapa saja.
Maka dari itu semua orang dilingkungan tempat tinggalku kenal dengan dia. Selain itu juga Lia aktif dalam berbagai kegiatan dilingkungan kami seperti halnya karang taruna dan dia selalu terpilih menjadi ketua panitia dalam setiap kegiatan dilingkungan kami. Sifatnya yang energik itulah yang disukai siapapun. Satu lagi sifat yang sulit dipisahkan darinya yaitu, dia seorang gadis tomboy, walaupun dia sering marah jika disebut begitu. Sikap Lia padaku sudah seperti adikku sendiri. Dia seringkali main ke rumahku untuk sekedar bercengkerama dengan keluarga kami.
NONTON BOKEP ONLINE
Dan juga pada tetangga yang lain dia juga begitu. Karena begitu akrabnya denganku sehingga dia sering keluar masuk kamarku untuk sekedar membangunkanku dari tidur mengajakku bercanda atau kadang-kadang dia juga tak segan untuk curhat denganku. Kebiasaan itulah yang selalu dilakukannya hingga pada suatu saat aku lupa mematikan komputer yang ada dikamarku setelah aku mengerjakan paper untuk mata kuliah Ilmu Sosial Dasar semalam suntuk. Karena kelelahan aku tertidur dimuka komputer dan aku tinggalkan komputerku dalam keadaan menyala.
AGEN BOLA PIALA DUNIA 2018
Sebagai anak muda menyimpan gambar-gambar porno dari disket ke disket atau bertukar VCD porno adalah hal yang wajar diantara aku dan teman-temanku. Rasa khawatirku muncul dan aku bergegas bangun. “..Mas, koq komputernya gak dimatiin sih..?” tanya Lia sambil menggeser-geser mouse. Untung saja ia hanya main game solitaire. Aku banting lagi tubuhku yang masih setengah nyawa ke kasur busa yang ada dilantai. “..iya..semalem..abis ngerjain tugas..aku ketiduran, Lia..” kataku sambil bermalas-malasan dikasur
“..iya..udah sana mandi..! mana bau ih..udah sana..!” bentak Lia sambil bercanda menirukan gaya Ibuku yang biasa membangunkanku dengan kata-kata itu. “..hoahhh..!!” aku menguap sambil menggeliat mengumpulkan nyawa. “..idih..baunya kemana-mana..udah sana mandi..mo mandi gak..hah?!” kata Lia sambil merapat padaku dan memukul guling ke mukaku.. “..aduh..duh..aduh..he..he..he..aduh..!!” aku pura-pura sakit sambil tertawa terkekeh. “..udah..sana..mandi..sana!!” bentak Lia sambil terus memukul-mukul dengan bantal ke mukaku Tak tahan diserang bertubi-tubi aku akhirnya menyerah dan bergegas ke kamar mandi sambil mengambil handuk dan pakaianku.
Hari itu hari sabtu jadi aku tak perlu tergesa-gesa karena hari itu hari libur. Ada yang aneh karena Ayah dan Ibuku yang biasanya ada dirumah kini tidak ada. Setelah itu aku kembali ke kamarku. “..Lia..Ibu sama Ayahku kemana..?” tanyaku pada Lia “..lho..Mas..koq..gak tahu sih..?” Lia balas bertanya “..nggak..ada apa..?” tanyaku lagi.. “..Ibu sama Ayah Mas..tadi pagi udah berangkat ke Bekasi..katanya mo lihat anaknya Mas Robi..” cerita Lia. Mas Robi adalah abangku. Anaknya yang juga adalak keponakanku yang umurnya baru 2 tahun sakit.
Ayah dan Ibuku menengok keponakanku yang adalah cucu mereka juga. “..Oh..” aku baru mengerti “..iya..nah tadi Ayah sama Ibu mas Rihman nitip rumah ke aku..” kata Lia “..Oh..” sahut ku “..ah..oh..ah..oh..apanya sih..?!” hardik Lia sambil bercanda. “..ah..nggak..” kataku sambil memperhatikan Lia Wajah Lia sepertinya biasa-biasa saja. Hanya kulitnya yang putih mulus yang membuatnya terlihat cantik. Rambutnya yang dipotong pendek semakin membuat ia kelihatan tomboy. Tubuhnya sintal dan padat menyiratkan kalau ia seksi. Dalam hatiku ingin sekali menikmati tubuhnya itu yang aku rasa lebih nikmat daripada pelacur kelas kakap sekalipun.
Aku atur strategi bagaimana caranya supaya aku bisa menikmati tubuhnya. “..kenapa sih, Mas..?!” tanya Lia yang membuat lamunanku buyar seketika “..akh..nggak..eh..Lia udah sarapan belom..?” tanyaku mengalihkannya “..kenapa sih..mau Lia buatin yah..?” kata Lia “..aduh kamu tuh baik sekali sih..” kataku memujinya “..iya dong..siapa dulu dong..Lia..” katanya membanggakan diri sambil meninggalkan kamarku Aku buka gambar-gambar porno di folderku. Aku pajang besar-besar untuk memancing Lia supaya melihatnya. Aku ingin tahu reaksinya. Tak lama kemudian memanggilku.
“..mas udah tuh..” katanya. Aku meninggalkan komputerku dalam keadaan gambar terdisplay besar-besar dimonitor. Perkiraanku benar saja. Lia kembali ke kamarku. Aku sengaja membiarkannya melihat gambar-gambar porno itu karena ingin tahu reaksinya. Sementara itu aku sarapan diruang makan. Setelah itu aku kembali ke kamarku. Tak ku sangka dan tak ku duga Lia ternyata membolak-balik gambar-gambar yang ada difolderku sambil melihat gambar-gambar yang lain. Aku hanya memperhatikannya dimuka pintu tanpa sepengetahuannya. Aku tak bisa melihat wajahnya karena ia membelakangiku entah bagaimana mimik mukanya.
Perlahan aku dekati dia berbicara. “..ehm..lagi ngapain, Lia..?” tanyaku “..ehm..nggak..eh..eh..aduh..maaf..yah, Mas..eh..Lia nggak sengaja..maaf udah buka-buka foldernya Mas..” kata Lia. Ku lihat mukanya merah dan berkeringat. “..ah..nggak pa-pa..koq..itu juga buat ngilangin stress aja..” kataku dengan ringan “..aduh..gimana..nih.maaf yah ..mas..” kata Lia memohon maaf padaku. Padahal aku tahu kalau Lia malu setengah mati. “..enggak..nggak pa-pa..koq..” kataku lagi Kali ini aku menuntun tangannya yang memegang mouse supaya lebih aktif lagi membuka gambar yang lain.
Aku rasakan keringat dingin yang membasahi tangan Lia. “..rileks aja oke..” kataku sambil meniup tengkuk leher Lia. Teknik ini untuk membangkitkan birahi wanita. “..emh..Mas..” sahut Lia “..tuh lihat..ditunggingin gitu trus ditubles deh pantatnya..” kataku mengomentari gambar doggy style “..ih..masak sih..Mas..hiiy..jorok..ih..!” kata Lia terkaget-kaget Tanganku membimbing tangannya yang memegang mouse untuk melihat gambar selanjutnya. Kali ini gambar seorang gadis mengulum-ngulum penis pria yang berukuran besar dan panjang. “..kalo yg ini..serem..ah..” bisikku sambil terus meniup tengkuk lehernya.
“..ih..jijik..ih..udah ah, Mas..liat yang lain aja..” bisik Lia Tanganku terus membimbing tangannya yang memegang mouse hingga gambar berikutnya. Kali ini gambar vagina yang dijilati oleh pria. Lia terbelalak. “..tuh..dijilatin..tuh..enak kali yah..?!” bisikku ditelinganya “..ih..apa nggak jijik tuh, Mas..?!” tanya Lia terheran-heran “..nggak..enak..koq..liat aja tuh cowoknya ke enakkan gitu..” kataku “..ih..” Lia masih terlihat jijik. “..kalo kamu mau..Mas mau tuh jilatin..” bisikku sambil menawarkan “..” Lia diam saja “..gimana, Lia..kamu mau nggak..enak koq..” kataku
“..engh..nggak..ah..” kata Lia “..ih..enak..enak banget..koq, Lia..” kataku lagi “..Mas..nggak jijik..?” tanya Lia “..nggak sayang..malah..Mas yang keenakan..” ucapku lagi “..ih..eng..” Lia masih jijik. “..oke deh..gimana kalo mulai dengan ini dulu..” kataku sambil mengulum bibirnya dalam-dalam. “..emh..” hanya itu suara yg aku dengar dari mulut Lia. Aku yg berdiri dibelakang Lia kali ini mengulum bibir Lia dalam-dalam. Ciumanku aku arahkan ke tengkuk lehernya sambil ku jilati tengkuk leher yang putih mulus itu. “.emh..Mas..ohh….” hanya itu suara dari mulut Lia membalas seranganku.
Ciuman dan jilatanku aku arahkan ke dagu dan leher Lia terus ke bawah. Tapi kausnya masih menghalangi aksiku. “..Lia..bajunya, Mas..buka yah..?” bisikan rayuanku “..emh..” hanya itu suara yg keluar dari mulut Lia. Aku tak tahu apakah itu berarti ya atau tidak. Perlahan-lahan aku tarik bajunya Lia tak memberontak sedikitpun. Aku teruskan menarik kaus itu hingga terlepas. Tak ku sia-siakan kesempatan ini sambil terus membuka BH-nya. Aku tarik kancing BH-nya yg berukuran 36B. Aku lihat tulisan itu pada tanda label pada BH-nya. Kini tubuh Lia sudah topless dan siap aku gempur bagian atasnya.
Perlahan-lahan aku papah Lia ke kasur yang ada dilantai kamarku. Aku baringkan ia dan aku teruskan aksiku tadi. “..Lia..mau diterusin gak nih..” tanyaku. Aku takut nanti ia melapor pada orangtuanya kalau ia diperkosa. “..engh..mmhh..main atas aja yah..Mas..sshtt..” pintanya dalam keadaan horny Rupanya Lia sudah beberapa kali main pas foto dengan teman-temannya dulu waktu disekolah. Jadi ia sudah tak heran lagi dengan yang beginian. Kali ini bibirku mengulum dan lidahku menjilati buah dada yang bulat dengan putting susu berwarna coklat kemerahan mengacung ke atas. Aku mengulumnya sambil lidahku memainkan putting susu itu. tanganku menggerayangi buah pantatnya yg padat berisi.
Aku teruskan dengan membuka celana pendek yang dikenakannya. Kali ini Lia agak bertahan. Dia tidak mau menaikkan pinggulnya supaya celananya mudah diperosotkan. Sementara itu aku melepaskan celana pendek kolorku dan juga kausku hingga aku hanya celana dalam saja. “..emh..jangan..mas..sshh..” pinta Lia dalam desahannya. “..gimana..Mas..bisa ngejilatin itunya Lia..?” tanyaku “..engh..jangan..mass..sshh..main atas aja..” pinta Lia “..nggak koq..Lia..Mas Cuma mo liat ama jilatin itunya kamu aja..Mas nggak akan ngapa-apain deh..” rayuku Setelah itu Lia seperti membolehkanku. Terbukti kali ini ia mengangkat sedikit pinggulnya supaya celananya bisa diperosotkan.
Aku ambil dua sekaligus celana dalam dan celana luarnya sehingga Lia langsung telanjang bulat. WOW! Kini tubuh yang selama ini aku idam-idamkan terpampang jelas didepan mata “..ih..mas..tapi mas..jangan yah..” pintanya supaya aku juga tidak telanjang “..lho..kenapa sayang..?” tanyaku “..engh..jangan..deh..” pintanya lagi sambil kedua tangannya mencoba menutupi bagian paling pribadinya “..kenapa..kamu takut..?” tanyaku “..engh..cukup deh..gini aja..Lia takut, Mas..” katanya dibalik nafasnya yang menderu Aku tahu kalau Lia masih perawan dan aku juga tak mau merusaknya. Hanya ingin memainkannya saja. Aku perhatikan bentuk tubuh Lia yang benar-benar indah itu.
Buah dada yang bulat dengan putting susu coklat kemerahan mengacung menantangku. Perut yang mulus putih bersih dan kencang. Paling utama bagian dibawah perut yang ditutupi bulu-bulu halus. Dibalik bulu halus itu terdapat bongkahan daging merah dengan celah yang sempit dari situ tersembul seonggok daging kecil seperti kacang merah merekah. “..Lia..punya kamu indah..banget..sayang..” kataku sambil mendekati vaginanya dan langsung mengulumnya.. “..oufh..sshhtt..engh..emh..sshtt..ough..” Lia melenguh dan mendesah penuh kenikmatan ketika bibirku mengulum bibir vaginanya. “..gimana enak..kan sayang..?’ bisikku.
“..emh..sshtt.ough..sshhtt..ough..sshhtt..ough..” suara desahan itulah yang keluar dari mulut Lia. Aku kulum-kulum kelentitnya sambil sesekali lidahku menerobos celah sempit dibawah kelentitnya. Aku julurkan lidahku dalam-dalam hingga lidahku aku merasakan seperti ada yang menghalanginya. Aku semakin yakin kalau Lia masih benar-benar perawan. Sementara itu cairan putih bening tak henti-hentinya keluar dari kelentitnya membasahi lidah dan bibirku. Aku jilat dan aku hisap lalu aku telan cairan kenikmatan itu seperti halnya aku kehausan. Cukup lama juga aku menjilati liang vagina itu.
Sambil mulutku bermain di liang vaginanya tanganku melepas celana dalamku. Satu-satunya kain penutup tubuhku yang menutupi batang penisku. Tanpa sepengetahuannya aku berhasil melepas celana dalamku. Kini tubuhku dan tubuh Lia sama-sama polos dan telanjang bulat. Kali ini tinggal Lia saja yang menentukan apakah boleh atau tidak batang penisku yang sudah panjang dan keras untuk menerobos liang vaginanya. Tak lama kemudian nafas Lia semakin cepat dan mulutnya meracau seperti ingin menjerit.
“..auwfh..sshtt..engh..emh..augh..enaxxx..mmasshh..sshtt..ough..” begitu erangnya dan kali ini aku tahu kalau Lia sedikit lagi akan mencapai orgasme. Disini aku atur siasat. Aku hentikan jilatan dan kulumanku ke liang vagina Lia hingga Lia hampir sadar. Wajahnya yang tadi merekah kini perlahan-lahan kembali normal. Ada sedikit kekecewaan diwajah Lia.
“..Lia..sayang..kamu mau..kan..?” tanyaku “..Mas..engh.. ayo dong..” begitu pinta Lia ditengah-tengah desahan nafasnya yang tersengal “..iya..sayang..tapi kamu mau..nggak..?” tanyaku lagi “..iya deh..mas..Lia mau apa aja yang Mas suruh..tapi..” aku melihat Lia seperti mengiba padaku “..oke..deh..punya..Mas..boleh kan dimasukin..?” tanyaku “..iya..he..eh..egh..ayo..dong..” Lia meminta padaku “..ayo..apa..ayo..apa..sayang..” tanyaku pura-pura “..Lia mau yang tadi..” pinta Lia “..yang tadi..yang mana..?” tanyaku pura-pura “..engh..” Lia meminta dengan manja sambil menjambak rambutku dan mengarahkan pada liang vaginanya. “..yang ini sayang..emgh.” aku teruskan lagi jilatanku..
“..iyah…ough..emh..yesshh..ough.emh..sshhtt..oufh…sshhtt..oughh..” begitu desah Lia menimpali jilatanku hingga Lia hampir orgasme lagi dan.. “..Lia..mas..boleh yah..masukin..” tanyaku sambil batang tongkolku sudah menunggu dibibir vaginanya. “..emggh..” Lia mendesah sambil matanya terpejam dan siap menerima batang tongkolku “..boleh..nggak sayang..emh..?” tanyaku sambil memainkan batang tongkolku dibibir vaginanya “…” Lia terdiam namun ia sediki mengangkat pinggulnya dan aku langsung siap mencobloskan batang penisku yang sudah keras dan panjang ini ke liang vaginanya.
Namun baru didorong sedikit batang penisku seperti terpeleset begitu terus menerus hingga… “..augh..sshhtt..” Lia merintih “..dikit..lagi.yah..sayang..enaxx..koq..” rayuku “..augh..pelan-pelan..mas..aduh..sshhakit..” rintih Lia aku lihat sedikit airmata dimatanya Aku dorong perlahan-lahan batang penisku hingga “..SLEB..SLEB.. BLESSS!!!” batang penisku berhasil amblas ke liang vagina Lia Aku diamkan sesaat batang penisku didalam liang vagina Lia.
Aku biarkan otot-otot vagina Lia supaya terbiasa dulu dengan batang penisku yang baru saja menerobos liang vaginanya. Batang penis yang selama ini belum pernah menerobos liang vagina Lia kini merintih. “..sshhtt..auh..sshhtt..sakit..Mas.” aku lihat sedikit airmata dimata Lia. “..iya..sayang..aku tahu..sebentar lagi enak koq..yah..” kataku sambil mengulum bibirnya Setelah itu aku liukkan perlahan-lahan pinggulku untuk memainkan batang penisku didalam liang vagina Lia.
Lia yang tadi merintih kesakitan kini kembali mendesah penuh kenikmatan. “..oufh..sshhtt..engh..emh..sshtt..ough..” begitu suara desahan Lia mengiringi liukan dan terjangan batang penisku “..ouh..Lia..kamu enaxx..banget..Lia..egh..” kataku memuji-mujinya. Posisi tubuh kami aku atur. Kaki Lia aku lingkarkan dipinggulku dan kedua kakiku terlipat supaya batang penisku benar-benar pada posisi yang enak diliang vagina Lia. Permainan ini terus berlangsung hingga dua puluh menit kemudian.
“..ough..eghh..ough..ough..egh..emh..sshhtt..ough…shhtt..ouggh..sshtt..ough..” mulut Lia mendesah-desah penuh kenikmatan sambil meracau “..massshhtt..augh..enaxxx..banget..mmhh…sshhtt..oughh…sshhtt..ough..shhtt..ough ..” tangan Lia memeluk punggungku erat-erat sambil kedua kakinya mencengkram erat-erat pinggangku. Lia sebentar lagi orgasme. “..tenang..sayang..aku juga bentar lagi..koq..” kataku sambil mempercepat liukkan pinggulku dan akhirnya.. “..augh..augh..aarghh..emh..emh..ouh..” Lia mengerang panjang dan diakhiri dengan desahan-desahan lambat.
Aku rasakan otot-otot divaginanya berdenyut-denyut seperti menyedot batang penisku. Diperlakukan begitu, batang penisku jadi terasa berdenyut-denyut akan ada yang keluar lalu tak lama kemudian. “..Oooh..Liaa..enaxx..” kataku sambil diikuti dengan semburan cairan kenikmatanku menembak dirahimnya. “CROT..CROT..CROTT..!” batang penisku menyemprotkan cairan sperma penuh kenikmatan. Aku merasakan denyutan-denyutan yang dahsyat dibatang penisku.
Setelah itu bibir kami berpagutan sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan orgasme yang kami rasakan. Perlahan Lia mengendorkan cengkeramannya dan kembali rileks. “..makasih banget yah, Lia..kamu mau begini sama aku..” kataku sambil membelai rambutnya “..he-eh..makasih juga yah, Mas..Lia gak sia-sia kehilangan keperawanan kalo seenak ini..” kata Lia yang membuatku kaget
“..jadi kamu nggak nyesel..?” tanyaku “..nggak..eh..malah..Lia jadi pengen dan pengen terus beginian sama..Mas..” sahutnya blak-blakan “..eh..bagus deh..” kataku sambil menariknya ke pangkuanku dan kami kembali berciuman. Lalu setelah cukup terangsang aku dan Lia kembali bersenggama dengan berbagai posisi.
Hari itu tak kurang dari empat kali kami bersenggama dikamar hingga siangnya kami sama-sama kelelahan lalu tertidur. Sorenya setelah bangun dari tidur kami mandi berdua dan masih melakukannya dikamar mandi. Setelah kejadian itu aku dan Lia masih melakukannya jika ada kesempatan hingga setahun kemudian.
Lia pindah ke suatu daerah untuk kuliah. Hingga detik ini aku tak tahu bagaimana kabarnya ia sekarang ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar